Friday, April 19, 2013

Sensasi dan Persepsi

Selamat Pagi,

Postingan saya kali ini akan menceritakan bagaimana pengalaman saya ketika liburan dengan teman teman saya saat masa masa libur kuliah.
Jadi begini ceritanya.

Dulu sebelum negara api menyerang, hiduplah empat orang pemuda tampan yang baik hati dan berjiwa besar, disebuah kota di Indonesia. Sebut saja nama mereka adalah Hans, Tepen, Willy dan Carlos. Mereka ada para pria pria lajang yang masih dalam kategori mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di kota Medan. nah, kejadian ini bermula ketika mereka memasuki tahap akhir dalam sebuah semester yang biasa disebut dengan ujian akhir semester atau bahasa gaulnya di sebut UAS. Nah, pada hari terakhir UAS tersebut para pria pria tampang tersebut memutuskan untuk bertemu disuatu kede kopi yang saat itu sedang marak maraknya sebagai tempat tongkrongan anak muda. ketika mereka sedang bersenda gurau sambil menikmati santapan ala kadarnya, tiba tiba Willy angkat bicara untuk mengutarakan ide yang ada dibenaknya. Dia berkata, "Wak, kemana ini enaknya liburan, ga sor liburan ke tuk tuk? daripada suntuk boy dirumah sebulan, ga kerjaan juga itu kan", dengan semangat yang membara dan sorot mata yang tajam, Tepen menjawab dengan lancang "Kenapa tidak di gas? kapan wak? Lusa?", sambil mengharapkan jawaban dari yang lain, Tepen pun kembali berkata, "udah ngapain dipikirin kali, gas aja terus, pake mobil aku aja nanti, tapi biaya tanggung bersama la". tanpa berpikir panjang lebar, kemudian mereka sepakat untuk memutuskan berlibur ke daerah yang banyak dikunjungi turis manca negara tersebut.

 Dari percakapan di kede kopi tersebut, akhirnya besoknya Hans dan Willy janjian untuk ketemu membahas tempat penginapan selama disana, dibawah terik matahari yang panasnya cukup menyengat, mereka berusaha menanyakan tempat penginapan untuk disana, dan akhirnya mereka tiba di satu tempat yang memang sudah biasa dipakai untuk liburan anak kuliahan seperti mereka. dan singkat cerita, mereka pun mendapatkan tempat berteduh selama berada disana. sekian lah kira kira persiapan mereka sebelum berangkat liburan.

Nah, inti dari ceritanya baru dimulai nih, ketika hari yang ditentukan tiba, mereka sepakat untuk berangkat pagi pagi, mengingat masa masa liburan, banyak yang berkunjung kesana dan ditambah jalan yang dilalui adalah jalan lintas, sehingga kalau matahari sudah meninggi bakalan lama sampai di tujuan. mereka janji bertemu di rumah Tepen kira kira pukul 6 pagi, sebenarnya sih kalau masa kuliah, bangun pagi aja udah susah, apalagi pas liburan, jadi sebagian ada yang nginap di rumah Tepen, ada yang ga tidur, ya begitulah kehidupan mahasiswa demi mencapai liburan. Setelah berkumpul, mereka kembali memeriksa perlengkapan sebelum berangkat dengan teliti, si Hans memeriksa perlengkapan untuk di penginapan, Tepen memeriksa kondisi mobil, Carlos memeriksa bahan makanan selama disana, Willy memeriksa kondisi hp nya apakah ada sms atau tidak -_-. Berangkatlah empat orang tersebut atas restu orang tua masing masing, dalam perjalanan banyak yang dilewati, karena masih pagi, jadi orang masih sibuk memulai aktivitas, sepanjang perjalanan tampak berbagai macam kegiatan orang di luar sana, ada yang berjualan, ada yang berangkat sekolah, karena ini judulnya liburan dadakan, jadi segala sesuatu serba dadakan mulai dari perlengkapan pakaian sampai perlengkapan isi dompet T_T. jadi dengan Hans sebagai bendahara, berusaha memikirkan bagaimana cara bertahan hidup selama 3 hari 2 malam, dengan kondisi keuangan yang cukup minim.

Dalam perjalanan, banyak kegiatan yang mereka lakukan untuk mengusir kebosanan yang mulai melanda, dimulai dari bernyanyi bersama dengan gitar yang dibawa dari rumah Tepen, sampai pemutaran lagu lagu lawas untuk mengusir rasa bosan dan kantuk selama perjalanan, singkat cerita sampailah mereka di tempat penyebrangan menuju lokasi liburan, disana mereka mengantri untuk mendaftarkan kendaraannya untuk penyebrangan, suasana langsung berbeda dengan kehidupan sehari hari diperkotaan, di kota, kiri kanan lsg dapat dilihat bangunan bangunan megah bertingkat, disini yang ada hanya keindahan alam yang diciptakan Yang Maha Kuasa, apa lagi ketika mereka bertemu ciptaan Tuhan yang paling indah, yaitu wanita. apapun ceritanya namanya juga laki laki, begitu melihat wanita berbaju sexy apalagi turis asing, matanya pasti lsg melotot ga berkedip melihat wanita tersebut. suitt suitt~. oh iya sebelum melakukan penyebrangan, empat sekawan ini tidak lupa untuk membeli minuman wajib untuk para pria pria lajang yang berharap ada malaikat cantik turun dari langit untuk menjadi kekasih mereka wkwkwk. mereka membeli minuman khas daerah atau bahasa gaulnya TUAK, sebuah minuman hasil ciptaan alam yang memiliki kadar alkohol yang lumayan khas, walaupun tidak sedikit orang yang tidak suka meminumnya.

Setelah sampai di tempat tujuan dan meletakkan tubuh diatas kasur sejenak, mengusir keletihan yang dirasa selama perjalanan, empat sekawan tersebut memutuskan untuk mencari sesuap nasi di restoran ala kadarnya di sana, dengan bermodalkan wajah kece ala anak kota, dan sedikit pengetahuan berbahasa daerah, keempatnya dengan percaya diri melangkahkan kaki memasuki sebuah rumah makan khas batak yang ada di sana, dengan pedenya mereka memesan makanan yang enak dan minuman untuk melegakan tenggorokan. ya bisa dibilang makanan daerah tersebut sedikit lebih terasa pedas daripada makanan yang ada di kota, dikarenakan racikan bumbu tradisional yang ada disana, jadi alhasil ketika memakan makanan tersebut butir butir keringat mulai muncul satu persatu dari pori pori, mengalir kebawah. dengan lahapnya keempat pemuda tersebut makan dan memesan nasi tambah sampai beberapa kali demi memuaskan nafsu perut yang sudah tidak tertahankan. makannya sih enak, tinggal telan, nah pas udah di telan baru muncul di benak mereka, kira kira berapa biayanya ya. dan pada akhirnya, setelah puas makan dan minum serta menikmati beberapa batang rokok, mereka memutuskan untuk pulang dan menikmati minuman wajib yang mereka beli tadi. awalnya sih dengan santainya meminta biaya makanan. ketika pembayaran, terkejutlah mereka dengan nominal yang disebutkan. keempatnya tidak menyangka bahwa makanan yang tidak ada di kota kota besar itu harganya lebih tinggi daripada restoran di kota. mungkin ini pengaruh daerah tempat mereka berlibur yang kebetulan merupakan danau kedua terbesar di dunia. -_-. mau ga mau mereka harus kembali memutar bagaimana caranya bertahan hidup untuk 2 hari kedepan.

Hari pertama dilalui dengan perut yang terisi penuh, sehingga membuat kantong sedikit mengecil, berbeda lagi dengan hari berikutnya, masih tetap dengan percaya dirinya, keempat mahasiswa tersebut dengan santainya berjemur mandi mandi disebuah pantai di daerah tersebut yang banyak dikunjungi oleh turis asing maupun lokal, dimana disana terdapat keindahan yang jarang di temukan untuk kawasan danau, yaitu sebuah pantai dengan pasir putih yang indah, seakan akan kita sedang membayangkan diri dipantai laut lepas yang dimana pantai tersebut digunakan sebagai tempat wisata oleh penduduk setempat. nah hari ketiga keempat sejoli ini memutuskan untuk kembali ke kota tercinta setelah puas menikmati keindahan alam.

Demikian cerita ini saya buat, semoga anda senang membacanya LOL :D

No comments:

Post a Comment